WHAT'S NEW
POSTINGAN SELANJUTNYA: MENERAPKAN DIAGRAM TERNER AN-CPX-OPX UNTUK IDENTIFIKASI BATUAN BASA

TETRAGONAL: KELAS SKALANOHEDRAL

A.Bentuk

B.Sistem Kristal: Tetragonal

C.Ordo: 1 2 2

1
2
3
4
5
6
m
i
2

1


2
X

D.Simbol Internasional (SI):  4 2 m

Kelas Skalanohedral  memiliki sumbu lipat 4 sebanyak 1 dan sumbu lipat 2 sebanyak 2. Memiliki 2 buah mirror dan memiliki rotoinvers yang berada pada sumbu lipat 4. Ada sumbu lipat 1.

Pada gambar kristal dibawah posisi sumbu lipat-sumbu lipatnya adalah: 1 buah sumbu lipat 4 yang dirotoinvers berposisi menembus bidang, 1 buah sumbu lipat 2 yang berposisi horizontal, 1 buah sumbu lipat 2 yang berposisi vertikal, dan 2 buah mirror berposisi diagonal (berorientasi NW-SE dan NE-SW).


Proses rotoinvers yang dilakukan terhadap sumbu lipat 4 diperlihatkan oleh gambar dibawah. Bidang berwarna biru dengan kode -20-4 merupakan bidang awal pengamatan. Rotasi dilakukan sebesar 90° berlawanan arah jarum jam, sehingga bidang pengamatan berpindah ke bidang berwarna merah dengan kode -12-4. Selanjutnya, inversi dilakukan terhadap bidang berwarna merah dengan kode -12-4, sehingga bidang pengamatan berpindah ke bidang berwarna biru dengan kode -204. 

Sebagai perbandingan terhadap kenampakan bidang sebelum dan setelah rotoinvers, ditarik kesimpulan bahwa bidang berwarna biru dengan kode -20-4 memiliki kesamaan bentuk dengan bidang berwarna biru dengan kode -204.




Gambar dibawah memperlihatkan perputaran kristal secara 360° terhadap masing-masing sumbu lipat 2. Setiap perputaran 180° terlihat kenampakan bidang yang sama diperlihatkan oleh bidang berwarna biru muda dan warna-warni.

E.Gambaran Proses Proyeksi Stereografi pada Bola

Untuk pembahasan sistem kristal tetragonal dalam penggambaran proyeksi stereografi penulis membagi bola menjdai 16 bagian yaitu:

1.atas-antara sumbu b dan d2-belakang
2.atas-antara sumbu d2 dan c-belakang
3.atas-antara sumbu c dan d1-belakang
4.atas-antara sumbu d1 dan b-belakang
5.atas-antara sumbu b dan d2-depan
6.atas-antara sumbu d2 dan c-depan
7.atas-antara sumbu c dan d1-depan
8.atas-antara sumbu d1 dan b-depan
9.bawah-antara sumbu b dan d2-belakang
10.bawah-antara sumbu d2 dan c-belakang
11.bawah-antara sumbu c dan d1-belakang
12.bawah-antara sumbu d1 dan b-belakang
13.bawah-antara sumbu b dan d2-depan
14.bawah-antara sumbu d2 dan c-depan
15.bawah-antara sumbu c dan d1-depan
16.bawah-antara sumbu d1 dan b-depan

Pada sistem kristal tetragonal, penulis menggambarkan motif pada bagian bawah bola sebagai bintang abu-abu sedangkan motif pada bagian atas bola penulis gambarkan sebagai bintang tak berwarna.

Penjelasannya terlihat pada gambar di bawah: 



Penggambaran motif pada kelas skalanohedral sitem kristal tetragonal dapat dijelaskan oleh gambar dibawah:
1. Rotoinvers terhadap sumbu lipat 4 (sumbu a)







2. Pemiroran terhadap mirror yang berposisi diagonal pada sumbu d1


3. Pemiroran terhadap mirror yang berposisi diagonal pada sumbu d2



4. Proyeksi terhadap sumbu lipat 2 (sumbu c) 


5. Proyeksi terhadap sumbu lipat 2 (sumbu b)


 Hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah:


F.Proyeksi Stereografi

Tahapan Proyeksi Stereografi:

Tahap-1: Pada tahapan ini terlihat 1 buah sumbu lipat 4 berupa bujur sangkar yang digaris. Sumbu lipat tersebut berposisi ditengah lingkaran putus-putus menandakan sumbu lipat tersebut menembus bidang blog. Selain itu terdapat sumbu lipat 2 yang berposisi vertikal dan horizontal.  Masing-masing sumbu lipat 2 tersebut berbentuk garis putus-putus yang menghubungkan 2 buah elips. 2 mirror yang berposisi diagonal digambarkan pada lingkaran tersebut dengan trend NE-SW dan NW-SE.

Motif pertama (elips berwarna hitam) penulis gambarkan di arah NW lebih dekat ke N dan diasumsikan sebagai berada di upper hemisphere, sedangkan lingkaran berwarna putih diasumsikan sebagai motif yang berada di lower hemisphere. Pada proyeksi stereografi kelas Skalanohedral terlihat lingkaran dibagi menjadi 8 bagian, sehingga tiap bagian mewakili sudut sebesar 45° (hasil 360°: 8). Rotasikan motif sebesar 90° searah jarum jam dari motif awal yang berada di arah NW lebih dekat ke N sehingga motif tersebut berpindah 2 bagian, posisinya sekarang di bagian SE lebih dekat ke E. Kemudian diinverskan, sehingga posisinya sekarang berada di bagian NW lebih dekat ke W.


Tahap-2: Rotasikan motif sebesar 90° searah jarum jam dari motif sebelumnya sehingga motif tersebut berpindah ke posisi awal. Kemudian diinverskan, sehingga posisinya sekarang berada di bagian SE lebih dekat ke S.


Tahap-3: Rotasikan motif sebesar 90° searah jarum jam dari motif sebelumnya sehingga motif tersebut berpindah 2 bagian, posisinya sekarang berada di bagian NW lebih dekat ke W. Kemudian diinverskan, sehingga posisinya sekarang berada di bagian SE lebih dekat ke E.


Tahap-4: Mirorkan terhadap mirror diagonal yang memiliki trend NE-SW.


Tahap-5: Mirorkan terhadap mirror diagonal yang memiliki trend NE-SW.


Tahap-6: Rotasikan motif yang dimirorkan sebelumnya sebesar 180° terhadap sumbu lipat 2 yang memiliki trend N-S.


Tahap-7: Rotasikan motif yang berada di bagian SW lebih dekat ke S sebesar 180° terhadap sumbu lipat 2 yang memiliki trend W-E. Sehingga, motif baru yang muncul berada di bagian NW lebih dekat ke N.



Hasil proyeksi stereografi:

G.Contoh Mineral

Chalcopirite (CuFeS2)


©️Fabre Minerals


Urea (Co(NH2)2)
©️Saudy Geological Survey








0 comments:

Post a Comment