A.Bentuk
©️webmineral |
B.Sistem Kristal: Ortorombik
C.Ordo: 1 1 1
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
m
|
i
|
✓
|
3
|
―
|
D.Simbol Internasional (SI): 222
Kelas Bisfenoid memiliki sumbu lipat 2 sebanyak 3. Tidak memiliki mirror dan tidak memiliki invers. Ada sumbu lipat 1.
Perputaran kristal secara 360° terhadap sumbu lipat b diperlihatkan oleh gambar diatas. Setiap perputaran 180° terlihat kenampakan bidang yang sama dicirikan oleh bidang berwarna merah dan warna-warni.
Pada gambar diatas penyebaran sumbu lipat 2 menempati 3 bagian yaitu: secara vertikal, secara horizontal dan menembus bidang. Untuk mempermudah penyebutan pada penjelasan selanjutnya maka penulis beri istilah untuk masing-masing sumbu lipat 2:
-sumbu lipat 2 vertikal: sumbu lipat a.
-sumbu lipat 2 horizontal: sumbu lipat b.
-sumbu lipat 2 menembus bidang: sumbu lipat c.
Perputaran kristal secara 360° terhadap sumbu lipat a diperlihatkan oleh gambar diatas. Setiap perputaran 180° terlihat kenampakan bidang yang sama dicirikan oleh bidang berwarna merah dan biru.
E.Gambaran Proses Proyeksi Stereografi pada Bola
Untuk pembahasan sistem kristal ortorombik dalam penggambaran proyeksi stereografi kita membagi bola menjadi 8 bagian yaitu:1.kanan-depan-atas
2.kanan-belakang-atas
3.kiri-depan-atas
4.kiri-belakang-atas
5.kanan-depan-bawah
6.kanan-belakang-bawah
7.kiri-depan-bawah
8.kiri-belakang-bawah
Pada sistem kristal ortorombik ini juga penulis menggambarkan motif pada belakang bola sebagai bintang abu-abu sedangkan motif pada bagian depan bola digambarkan sebagai bintang tak berwarna.
Penjelasannya terlihat pada gambar dibawah ini, dengan kondisi setiap bagian tersebut terisi motif:
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa sumbu lipat 2 pada kelas bisfenoid sistem ortorombik ada 3, maka penggambaran motifnya dapat dijelaskan oleh ketiga gambar dibawah ini:
F.Proyeksi Stereografi
Tahapan Proyeksi Stereografi:
Penggambaran motif titik diawali pada bagian bawah kanan gambar dibawah ini:
Titik tersebut diputar sebesar 180° searah jarum jam, sehingga tergambar titik didiagonalnya. Kemudian dirotasikan lagi 180° searah jarum jam menyebabkan titik kembali ke posisi awal. Hal ini menyebabkan pekerjaan kita pada sumbu lipat 2 yang menembus bidang (lingkaran putus-putus) telah selesai.
Tahap 2: Pada tahapan ini kita mencari sumbu lipat 2 lainnya, dalam hal ini penulis memilih sumbu lipat 2 yang berposisi vertikal sehingga titik tersebut menjadi dibawah hemisfer setelah dirotasikan 180° searah jarum jam. Posisi motif selanjutnya berada dibagian kiri dari titik awal yang digambarkan sebagai lingkaran kosong. Dirotasikan lagi 180° searah jarum jam sehingga pekerjaan kita terhadap sumbu lipat ini telah selesai.
Tahap 3: Karena masih ada satu sumbu lipat 2 lagi, maka perlu kita rotasikan sebesar 180° searah jarum jam, sumbu lipat 2 yang dimaksud adalah garis putus-putus yang berposisi horizontal. Akibatnya titik tersebut posisinya menjadi dibawah hemisfer. Gambar dibawah memperlihatkan posisi motif tersebut berada di bagian atas titik awal. Dirotasikan lagi 180° searah jarum jam sehingga kembali ke posisi awal.
Hasil Proyeksi Stereografi sebagai berikut:
0 comments:
Post a Comment