-Apakah kristal tersebut memiliki invers?
-Berapa jumlah mirror yang ada pada kristal?
-Sumbu lipat apa saja yang ada pada kristal?
-Berapa jumlah masing-masing sumbu lipat yang ada?
Pertanyaan diatas disajikan dalam bentuk form sebagai berikut:
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
m
|
i
|
-Kotak ke 1-6 melambangkan sumbu lipat sesuai angkanya, khusus untuk kolom 1 dicecklist (✓) karena setiap kristal memiliki sumbu lipat 1, sedangkan kolom 2-6 diisi dengan angka sesuai berapa jumlah sumbu lipat tersebut. Jika tidak ada sumbu lipatnya maka dikosongkan.
-Kotak ke-7 (lambang huruf m) menunjukkan mirror jika mirror ada maka diisi sesuai dengan jumlah mirrornya jika tidak ada maka dikosongkan saja.
-Kotak ke-8 (lambang huruf i) menunjukkan ada tidaknya invers jika invers ada maka beri tanda silang (X) dan jika tidak ada maka beri tanda strip (-).
1. Simbol Internasional (SI)
Simbol internasional akan lebih mudah dibuat jika form diatas sudah terisi. Aturannya:
- SI ditulis maksimal 3 bagian (kiri-tengah-kanan) mengikuti ordo sistem kristal. Ordo sistem kristal menunjukkan posisi dan jumlah sumbu lipat, sedangkan SI menunjukkan posisi mirror, jenis sumbu lipat, ada tidaknya invers dan ada tidaknya mirror.
- Bagian-bagian dari SI bisa berupa angka atau huruf m.
- Angka menunjukkan sumbu lipat sedangkan m menunjukkan mirror.
- Angka yang memiliki tanda bar diatasnya menunjukkan bahwa kristal tersebut memiliki invers pada sumbu lipat tersebut, penggambarannya sama dengan rotoinversi.
- Bagian yang bentuknya angka/huruf (dibaca angka per huruf) menunjukkan kristal tersebut memiliki invers sekaligus mirror pada sumbu lipat tersebut, dengan kondisi mirror tersebut tegak lurus terhadap sumbu lipat yang dimaksud, penggambarannya sama dengan rotorefleksi.
- Jika bentuknya angka kemudian huruf (seperti aturan pertama) maka kristal tersebut memiliki mirror sejajar.
2. Unsur-Unsur Gambar Proyeksi Stereografi
Secara umum ada 3 unsur penting yang ada pada gambar proyeksi stereografi, yaitu:
A. Mirror
Mirror secara umum digambarkan sebagai garis putus-putus (jika tidak memiliki mirror, atinya hanya sumbu lipat yang tergambar) ataupun garis tegas (jika memiliki mirror). Mirror yang membagi hemisfer berbentuk lingkaran, sedangkan mirror lainnya berbentuk garis lurus yang membagi lingkaran menjadi juring-juring dan pada kasus Isometrik ada yang bentuknya elips. Mirror dapat sejajar sumbu lipat ataupun tegak lurus sumbu lipat.
B. Motif
Motif dapat berposisi diatas maupun dibawah hemisfer. Motif yang berada diatas hemisfer digambarakan sebagai titik (•)sedangkan motif yang berada dibawah hemisfer digambarkan sebagai lingkaran kosong (◯). Motif dapat berupa lingkaran penuh yang diisi titik (⨀) jikalau posisi motifnya berimpit, kondisi motif berada diatas maupun dibawah hemisfer pada posisi yang sama.
C. Sumbu Lipat
Simbol sumbu lipat digambarkan dipusat lingkaran, seolah-olah mengelilingi pusat lingkaran (masih berada didalam lingkaran) maupun tepat dilingkaran. Sumbu lipat pada pusat lingkaran biasanya hanya terdiri dari 1 buah sumbu lipat, namun pada kasus kristal kelas Rhombohedral sumbu lipat dipusat lingkaran ada 2. Sedangkan sumbu lipat yang seolah-olah mengelilingi pusat lingkaran dan yang tepat berada dilingkaran digambarkan bersebrangan, namun pada kasus kristal kelas Ditrigonal Bipiramid tidak digambarkan bersebrangan.
Berikut simbol dari masing masing sumbu lipat:
Sumbu Lipat
|
Simbol
|
1
|
|
2
|
|
3
|
|
4
|
|
6
|
0 comments:
Post a Comment