WHAT'S NEW
POSTINGAN SELANJUTNYA: MENERAPKAN DIAGRAM TERNER AN-CPX-OPX UNTUK IDENTIFIKASI BATUAN BASA

KRISTAL 2: Kristal dan Sistem Kristal


A. KRISTAL
Kristal atau hablur adalah suatu benda padat homogen yang berbentuk polihedral teratur, dibatasi oleh bidang permukaan yang licin, rata yang merupakan ekspresi dari bangun atau struktur dalamnya.

Kristal terbentuk melalui pendinginan magma dengan lamanya waktu pendinginan sebagai faktor pengontrol besar kecilnya ukuran kristal. Magma sendiri didefinisikan sebagai cairan silikat pijar panas yang masih berada dibawah permukaan bumi, jika sudah berada diatas permukaan disebut lava sedangkan jika bercampur dengan air disebut lahar.

Jika magma mendingin dalam waktu yang lama maka kristal yang dihasilkan akan berukuran besar dan teksturnya kasar yang kita kenal sebagai fenokris, sebaliknya jika pendinginan berlangsung cepat maka ukuran kristal yang dihasilkan akan berukuran kecil dan bertekstur halus yang kita kenal sebagai masa dasar. Penyebutan tekstur kasar identik dengan ukuran kristal yang besar karena kristalnya bisa dilihat oleh mata telanjang sehingga lebih mudah dibedakan dengan kristal lainnya, sedangkan tekstur halus identik dengan ukuran kristal yang kecil sehingga perlu alat bantu untuk dapat mengidentifikasinya.
Batuan dominasi fenokris

Batuan dominasi massa dasar

Pendinginan magma yang berlangsung secara bertahap akan menghasilkan masa dasar dan fenokris secara bersamaan. Hal ini dipengaruhi karena magma tersebut naik secara perlahan dari bawah menuju ke permukaan bumi, dimana ketika berada dibawah permukaan magma terlebih dahulu mengalami pendinginan yang berlangsung lama menghasilkan kristal berukuran besar selanjutnya sisa magma dan kristal yang berukuran besar tadi naik ke permukaan karena suatu sebab tertentu. Ketika menuju ke permukaan pendinginan magma berlangsung cepat karena suhu dipermukaan jauh lebih rendah, hasilnya terbentuklah kristal berukuran kecil yang berada berdampingan dengan kristal berukuran besar pada suatu batuan.
Batuan hasil pembekuan bertahap


Namun pada suatu kesempatan, kristal bisa tidak terbentuk yang kita kenal dengan istilah non-kristalin/amorf, hal itu dikarenakan pendinginan berlangsung sangat cepat. Pumice dan skoria adalah batuan non-kristalin sebagai hasil dari peristiwa erupsi vulkanik.
Kristal vs Amorf
Hal yang paling mendasari perbedaan antara kristal dan amorf adalah bentuknya dimana amorf memiliki bentuk polihedral acak/ tidak teratur sedangkan kristal polihedral teratur sebagaimana tergambar oleh gambar di atas.

B. SISTEM KRISTAL

Sistem kristal bermanfaat untuk dapat membayangkan dengan lebih jelas bentuk kristal daripada hanya diketahui besar sudutnya saja. Sistem kristal dibedakan berdasarkan kombinasi antara panjang masing-masing sumbu dan besar sudut antarsumbu.

Pada penjelasan berikut secara umum sudut α adalah besar sudut yang dibentuk antara sumbu c dan sumbu b, sudut β adalah besar sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu c. Sedangkan sudut y adalah besar sudut yang dibentuk antara sumbu a dan sumbu b. 

Terkhusus untuk sistem kristal trigonal dan heksagonal sumbu horizontalnya ada 3 yang didefinisikan sebagai a1, a2, dan a3 yang menggambar a dan b secara bersamaan. Adapun sudutnya, sudut  α = β menggambarkan besar sudut antara sumbu c dengan sumbu a1/a2/a3 dan sudut y  menggambarkan besar sudut antara a1 dan a2, a2 dan a3, maupun a3 dan 1.

Berikut 7 sistem kristal secara umum:
1. Sistem Kristal Triklin
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a ≠ b ≠ c
-Sudut α ≠ β  γ  90°


2. Sistem Kristal Monoklin
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a ≠ b ≠ c
-Sudut α = γ = 90°, β   90°


3. Sistem Kristal Orthorombic
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a ≠ b ≠ c
-Sudut α = β = γ = 90°


4. Sistem Kristal Tetragonal
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a = b ≠ c
-Sudut α = β = γ = 90°
 


5. Sistem Kristal Trigonal
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a = b = c
-Sudut α = β = γ  ≠ 90°

 

6. Sistem Kristal Hexagonal
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a = b = c
-Sudut α = β = 90°, γ = 120°


7. Sistem Kristal Isometrik/Kubik/Reguler
Ciri-ciri:
-Panjang sumbu a = b = c
-Sudut α = β = γ = 90°



0 comments:

Post a Comment