WHAT'S NEW
POSTINGAN SELANJUTNYA: MENERAPKAN DIAGRAM TERNER AN-CPX-OPX UNTUK IDENTIFIKASI BATUAN BASA

PROSES TERBENTUKNYA FOSIL

Di blog kali ini saya akan menjawab ketiga pertanyaan yang pernah saya tanyakan di blog sebelumnya:
1. Mengapa fosil tidak bisa terdapat pada batuan beku?
Karena batuan beku berasal dari magma yang membeku, sedangkan magma merupakan cairan silikat(SiO2) pijar panas yang berada di bawah permukaan bumi, maka tidak mungkin fosil dapat terbentuk pada suhu magma yang panas (minimal 650 °C). Karena pada suhu itu organisme langsung meleleh atau terbakar sehingga tidak sempat mengalami fosilisasi. 

2. Mengapa fosil tidak bisa terdapat pada batuan metamorf?
Karena batuan metamorf harus mengalami proses metamorfisme. Sehingga fosil akan hancur/lebur ketika prose metamorfisme berlangsung karena terjadi peningkatan suhu yang sangat signifikan (minimal 200 °C), selain itu tekanan yang tinggi juga menjadi faktor lain mengapa fosil tidak bisa terdapat pada batuan metamorf.

3. Jadi fosil itu terdapat pada batuan apa? Mengapa?
Fosil hanya terdapat pada batuan sedimen. Hal ini dikarenakan batuan sedimen  berasal dari butiran-butiran yang nantinya akan menimbun organisme yang mati secara berangsur-angsur dan menyebabkan bagian tubuh organisme (terutama yang keras) tetap utuh sehingga fosilisasi dapat terjadi. Prosesnya sendiri dapat dijelaskan sebagai berikut:
s36
Gambar.1
Altered remains:
1.Organisme mati dilaut.
2.Dimakan oleh organisme lain sehingga tulangnya hancur.
3.Tulang yang hancur jatuh ke dasar laut.
4.Hancuran turang terkubur dan terendapkan oleh sedimen.
5.Terjadi fosilisasi.
6.Lapisan sedimen semakin banyak.
7.Air laut semakin surut dan akhirnya hilang.
8.Fosil tersingkap ke permukaan oleh tektonisme.

Gambar 2
Fosil yang tersingkap

s35
Gambar 3
Unaltered remains:
1.Organisme mati dilaut.
2.Jatuh ke dasar laut bersamaan dengan bagian tubuh yang lunak terurai oleh organisme pengurai seperti bakteri.
3.terkubur dan terendapkan oleh sedimen.
5.Terjadi fosilisasi.
6.Lapisan sedimen semakin banyak.
7.Air laut semakin surut dan akhirnya hilang.
8.Fosil tersingkap ke permukaan oleh tektonisme.





Kedua buah gambar diatas menggambarkan proses terbentuknya fosil pada kondisi arus air laut yang tenang. Bisa dilihat pada gambar 1 tulang organismenya yang hancur tidak langsung berpindah tempat namun bisa dikatakan masih berada dalam wilayah yang sama, sedangkan pada gambar 3 terlihat jelas bahwa posisi fosil pada batuan sedimennya masih sama dengan posisi normal organisme tersebut ketika matinya, artinya tidak ada gangguan arus laut yang mengubah posisi matinya organisme itu.

Akan lain ceritanya jikalau ada pengaruh lain seperti arus laut yang mempengaruhi posisi fosil pada batuan sedimennya dan akan menyebabkan terjadinya penyebaran fosil dari suatu organisme yang  telah hancur karena ada bagian lain yang tertransportasikan oleh arus laut ke daerah yang lebih jauh dari tempat asal matinya.



9 comments: Leave Your Comments

  1. wah... aku jadi tahu lebih banyak.

    ReplyDelete
  2. waah,, good job bg 👍👏👏

    ReplyDelete
  3. Blog sama ilmunya BGST (bagus sangat) kak

    ReplyDelete
  4. Bloggernya sgt MMK (memukau) kak

    ReplyDelete
  5. Oalah ternyata bloggernya PNTEK (pantes keren) 👍

    ReplyDelete
  6. Saran ya, template nya blog ini di ganti saja, kemudian kalimat-kalimat dalam kotak berwarna putih itu bagusnya jangan dibuat. Jika mau putih, putih lah semua, jangan terpisah pisah ada yang latar coklat, ada yang putih.
    Tetap semangat ngeblog nya ya, Salam Pubiway.com

    ReplyDelete