WHAT'S NEW
POSTINGAN SELANJUTNYA: MENERAPKAN DIAGRAM TERNER AN-CPX-OPX UNTUK IDENTIFIKASI BATUAN BASA

FOSIL 6: VERTEBRATA

Kembali lagi bersama saya kemal sebagai penulis blog "Catatan Belajarku". Gimana gan masih semangat ngebahas fosil-fosilnya? Hehehe. Yuk kita lanjut gan...

VERTEBRATA
A.Definisi
Hewan yang memiliki tulang belakang. Vertebrata pertama kali muncul pada periode ordovisian dan masih ada sampai sekarang.Hidupnya pertama kali di laut berupa organisme sederhana dan bentuknya seperti cacing.

B.Ciri-ciri
-Mempunyai ruas-ruas tulang belakang yang berfungsi sebagi sumbu axial.
-Otak dilindungi oleh kranium (tulang tengkorak).
-Rangkanya merupakan rangka dalam (edoskeleton) yang terdiri dari tulang keras, tulang spon, tulang rawan dan ligamen.
-Simetri bilateral tubuhnya.

C.Level taksonomi: subfilum.

D.Pembagian kelas
a.Chondrichthyes
Struktur tubuhnya tersusun dari tulang rawan. Ciri-cirinya:
-Gigi tidak bersatu dengan rahang.
-Gelembung renang tidak ada.
-Ada katup-katup spiral di ususnya.
b.Osteichthyes
Struktur tubuhnya tersusun dari tulang sejati/tulang keras. Ciri-cirinya:
-Bentuk tubuh fusiform.
-Gelembung renangnya sebagi paru-paru.
-Celah insang tunggal disetiap sisi tubuh dengan penutup insang yang disebut operculum.
c.Myxini
-Mulutnya ada empat pasang tentakel di ujungnya.
-Kantung hidup memiliki saluran ke pharynx.
-Jumlah kantung insang 5-15 pasang.
d.Cephalospidomorphi
-Memiliki mulut penghisap dengan gigi-gigi tanduk.
-Kantung hidup tidak berhubungan ke mulut.
-Jumlah kantung insang 7 pasang.
e.Amphibia
-Dapat hidup di dua alam (darat dan air).
-Berdarah dingin (suhu tubuhnya mengikuti suhu sekitarnya).
-Bernafas dengan paru-paru.
f.Reptilia
-Hewan melata.
-Berdarah panas.
-Tubuhnya ditutupi oleh sisik.
g.Aves
-Hewan yang bisa terbang.
-Tubuhnya ditutupi bulu.
-Alat gerak berupa kaki dan sayap.
h.Mammalia
-Memiliki kelenjer susu (betina).
-Berdarah panas.
-Bereproduksi secara kawin.

D.Morfologi
Secara umum morfologi dalam penentuan fosil vertebrata ada 2, yaitu morfologi tulang dan morfologi gigi.
a.Morfologi tulang
Tulang pada vertebrata diklasifikasikan menjdai 2 macam, yaitu tulang cranial dan tulang post cranial. Tulang cranial merujuk pada tulang-tulang yang berada di bagian tengkorak yang memiliki fungsi utama untuk melindungi otak. Tulang cranial ini berbentuk pipih dan berpelat. Sedangkan tulang post cranial merupakan tulang-tulang penyangga tubuh dan tulang-tulang anggota gerak. Tulang-tulang anggota gerak umumnya berbentuk bulat dan memanjang, sedangkan tulang-tulang penyangga tubuh bentuknya lebih bervariasi.
Tulang Cranial
©️ thepoundlanespaniel.com

Tulang Post Cranial
©️ studyblue.com
Contoh tulang penyusun beberapa kelas dalam vertebrata


Amphibia

Aves

Mamalia
Pisces

Reptilia

Tulang penyusun antara satu kelas dengan kelas lainnya memiliki kharasteristik tertentu seperti misalnya: ikan yang tulangnya berbentuk duri, reptil tulangnya pipih dan burung yang tulangnya ringan dan berongga.
b.Morfologi gigi
Gigi menjadi hal yang sangat penting dalam identifikasi fosil hingga tingkat spesies terutama mamalia. Untuk gigi pada hewan selain mamalia memiliki bentuk gigi yang mirip, lebih sederhana dan tidak ada pembagiannya. Hanya berbeda pada ukuran giginya saja. Sedangkan gigi pada mamalia bagian-bagiannya dapat dibedakan menjadi: incisor (gigi seri), canine (gigi taring), pre-molar (geraham depan) dan molar (geraham belakang).
Gigi vertebrata (non-mammal)

Gigi vertebrata (mammal)
1.Morfologi dan anatomi gigi mamalia
Mamalia memiliki 3 bagian gigi yang terfosilkan:
-Email: lapisan/jaringan keras yang melapisi bagian mahkota gigi yang mengandung kalsium.
-Dentin: lapisan/jaringan yang dibentuk oleh zat kapur dan berwarna kekuningan dan terletak setelah email.
-Semen: lapisan keras yang memiliki konstruksi yang kuat melapisi akar gigi.

Bagian-bagian gigi

2.Formula gigi
Karena gigi pada mamalia memiliki bentukan yang khas satu sama lain. Maka gigi pada mamalia dapat diformulasikan. Berikut formula gigi mamalia.
Kita ambil contohnya rabbit(kelinci) yang memiliki formula gigi 2033/1023. Pada formula gigi tersebut ada pembilang yang bernilai 2033 dan penyebut yang bernilai 1023. Pembilang menunjukkan susunan gigi bagian atas sedangkan penyebut menunjukkan susunan gigi bagian bawah. Keduanya, baik pembilang dan penyebut menunjukkan setengah susunan giginya hal ini dikarenakan mamalia yang memiliki bentuk simetri bilateral (kanan dan kiri sama) sehingga gigi kiri dan kanan susunannya sama (atas kiri-kanannya 2033 dan bawah kiri-kanannya 1023). Dikarenakan mamalia memiliki 4 bentuk gigi. Maka angka tersebut juga mengikuti urutan bentuk gigi (ICPM). Jadi 2033 menunjukkan gigi pada bagian atas (kanan/kiri) dari kelinci yang memilik 2 incisor (gigi seri), 0 canine (gigi taring), 3 pre molar (geraham depan) dan 3 molar (geraham belakang). Sedangkan 1023 menunjukkan gigi pada bagian bawah (kanan/kiri) dari kelinci yang memiliki 1 incisor (gigi seri), 0 canine (gigi taring), 2 pre molar (geraham depan) dan 3 molar (geraham belakang). Nah, berarti kesimpulannya kelinci tidak memiliki gigi taring sehingga dia termasuk herbivora. Gimana sudah lumayan paham gan ? ehe. Adapun contoh susunan giginya seperti dibawah ini. Coba tebak gan ini spesies apa? (discrollnya pelan-pelan  ya gan biar gak langsung ketahuan jawabannya)



Berdasarkan pengamatan maka spesies ini memiliki formula gigi 2123/2123 dan spesiesnya adalah monyet. Tapi manusia memiliki formula gigi yang seperti ini juga.
3.Jenis-jenis molar
-Tribosphenic: permukaan molar terdiri dari 3 cuspid (tonjolan). (platypus dan marsupial).

-Quadrate: permukaan molar terdiri dari 4 cuspid (tonjolan). (landak, rakun dan beberapa primata).
-Bunodont: cuspid bulat dengan puncak tumpul. (hominid, usidae dan sulidae).

-Hypsodont: mahkota gigi yang tinggi dan enamel yang memanjang jauh melalui garis gusi. (sapi, rusa dan kuda)

-Brachyodont: mahkota pendek, sedikit diatas garis gusi, dan memiliki setidaknya satu akar. (manusia).

-Lophodont: dikenali dengan adanya garis-garis punggungan (lophid) yang memanjang dan banyak. (gajah, tapir dan rodentia).

-Slenodont: cuspid utama memanjang ke dalam punggungan bentuk bulan sabit. (cervidae, bovidae dan equuidae).

-Secodont: cuspid meruncing. (carnivore).

Perbedaan molar karnivora, herbivora dan omnivora:
-Karnivora: geraham atas dan bawah berupa segitiga, besar dan meruncing yang disebut tipe carnassial. 
©️ sciencesource.com

-Herbivora: puncak-puncak geraham bergabung dan menyatu membentuk lekukan yang disebut tipe selenodont.
©️ museum2.utep.edu


-Omnivora: puncak-puncak mahkota geraham tidak panjang dan cenderung membulat yang disebut tipe bunodont.
©️ museum2.utep.edu
E.Sejarah perkembangan vertebrata
a.Kambrium: ostracoderm (fosil vertebrata pertama).
b.Awal silur: ikan berahang pertama.
c.Awal devon: ada 4 kelompok ikan berahang: acanthodia, placoderma, cartilaginus dan bony.
d.Akhir devon: mengganti secara keseluruha vertebrata primitif.
e.Akhir paleozoikum: acanthodia dan placoderma punah serta cartilaginus dan bony berkembang hingga sekarang. Contoh ikan cartilaginus adalah ikan hiu dan contoh ikan bony adalah ikan tuna.
f.Karbon: mulai berkembang ke arah amphibi ditandai dengan terlihatnya paru-paru dan kaki. Terjadi pemisahan kelompok menjadi dua: hewan yang tinggal didaerah dingin dan lembab yang memiliki bulu dan kantong dalam perkembangannya berkembang menjadi reptil yang menyerupai mamalia dan hewan yang tinggal di daerah panas dan kering yang tidak memiliki bulu dan kantong dan berkembang menjadi reptil, aves, mamalia, dan amphibi.
g.Akhir paleozoikum: dominasi reptil yang menyerupai mamalia.
h.Mesozoikum: reptil mencapai puncak perkembangan.
i.Trias: puncak perkembangan vertebrata.
j.Akhir trias: hewan menyusui pertama.
k.Jura dan kapur: didominasi oleh hewan darat dan mulai muncul burung.
l.Akhir mesozoikum: kepunahan masal.

F.Kegunaan fosil vertebrata
a.Keperluan biostratigrafi
Di Indonesia sendiri, fosil vertebrata memiliki peranan penting dalam penentuan umur dan lingkungan pengendapan darat hal ini dikarenakan umur geologi indonesia yang didominasi umur tersier dan kwartener seperti sumatera, jawa dan sulawesi. Sedangkan pada periode tersebut vertebratalah yang mendominasi karena dinosaurus telah punah pada periode kapur.
Biostratigrafi jawa berdasarkan fosil index (Puspaningrum, 2016)
Biostratigrafi sulawesi berdasarkan fosil index  (Puspaningrum, 2016)
Biostratigrafi flores berdasarkan fosil index  (Puspaningrum, 2016)

b.Keperluan interpretasi paleoklimatologi
c.Keperluan paleobiogeography
d.Keperluan paleoecology
e.Keperluan perkembangan evolusi
f.Sejarah dan kebudayaan

Sekian penjelasan dari saya, terimakasih telah mau berkunjung dan membaca blog saya, silahkan comment dan jangan lupa share ya terimakasih.




FOSIL5: ICHNOFOSSIL

Setelah sebelumnya kita mempelajari berbagai fosil hewan, nah sekarang saatnya kita pindah pokok bahasan sejenak, tapi pindahnya tidak teralu jauh ya gan. Di pembahasan kali ini kita masih berurusan dengan yang namanya hewan, namun bukan lagi mengenai bagian tubuhnya. Lalu bagian apanya dong? Penasaran gan? yuk cek pemaparannya gan...

ICHNOFOSSIL
A.Definisi
Ichnofossil dapat didefinisikan sebagai suatu struktur sedimen sebagai hasil dari aktivitas kehidupan hewan atau bahasa kerennya trace fossil

B.Jenisnya
a. Burrow: lubang bekas galian pada substrat yang halus dan tidak terkonsolidasi.
b. Bioerosion trace fossil/boring: lubang bekas galian pada substrat yang kuat dan terkonsolidasi 
c. Track: jejak hewan yang berjalan dengan kaki dicirikan oleh jalurnya yang terputus-putus.


d. Trail: jejak hewan yang bergerak dengan perut dicirikan oleh jalurnya yang saling terhubung.
e.Koprolit: kotoran/feses dari suatu organisme yang terfosilkan.
f.Egg/nest: telur yang menjadi fosil.



C.Prinsip-prinsip ichnologi
a.Same species different structures
Hewan yang sama dapat menghasilkan bentuk struktur sedimen yang berbeda, hal ini tergantung kepada pola-pola tingkah laku (behaviour) nya.
b.Same burrow different substrates
Galian yang bentuknya sama tetapi terawetkan secara berbeda pada substrat yang berbeda, tergantung dari rata-rata ukuran butir, stabilitas sedimen, kandungan air dan kondisi kimia dari sedimen.
c.Different tracemakers identical structures
Struktur sedimen yang mirip, bisa saja dibuat oleh spesies yang berbeda.

C.Bioturbasi ichnofasies dan ichnofabric
a.Definisi
-Bioturbasi: proses dimana struktur primer  dan sifat sedimen dimodifikasi oleh aktivitas organisme yang hidup di dalamnnya yang dapat menghasilkan sedimen pencampuran.
-Ichnofasies: kumpulan ekologi dari jejak fosil yang dihasilkan oleh suatu organisme.
-Ichnofabrics: jumlah sedimen yang dihasilkan oleh organisme penggali dan diberi skor 1-5 untuk mewakili tidak ada bioturbasi.
b.Persamaan ichnofasies dan ichnofabric
Menunjukkan interaksi antara energi pengendapan, laju sedimentasi, dan oksigen dasar laut.
c.Perbedaan ichnofasies dan ichnofabric
-Ichnofasies: pengumpulan data dilakukan secara kualitatif.
sepmstrata.org


-Ichnofabrics: pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif.
©️ ichnology.ku.edu

D.Klasifikasi ichnofossil
Klasifikasi dalam ichnofosil dapat didasarkan pada 4 hal:
a.Klasifikasi taksonomi
-Berdasarkan international code of zoological nomenclature.
-Ketika berbicara tentang fosil genus maka disebut "ichnogenus" yang disingkat "igen" dan ketika berbicara tentang fosil spesies maka disebut "ichnospecies" yang disingkat "isp".
-"isp" ditulis setelah nama spesies dan "igen" ditulis setelah nama genus.

Contohnya Skolithos isp, maka skolithos disini merupakan nama fosil dalam taksonomi spesiesnya karena berdasarkan ciri-ciri fosilnya dapat dikenali spesienya adapun ispnya merupakan singkatan dari ichnospesies. Berbeda halnya jika fosil yang ditemukan ciri-ciri spesiesnya tidak dapat dikenali, maka bisa menyebut nama genusnya saja kemudian memberi akhiran igen pada penamaannya.
Skolithos isp

b.Model pengawetan
Diklasifikasikan oleh Seilacher berdasarkan letak trace fossil terhadap posisi lapisan sedimen. Ada 3 macam pengklasifikasiannya:
-Semie relief: trace fossil terletak di bagian atas lapisan sedimen.
-Hyporelief: trace fossil terletak di bagian bawah lapisan sedimen.
-Full relief: trace fossil terletak di dalam lapisan sedimen/ antara semie relief dan hyporelief.

©️ researchgate.net
Pada gambar diatas terlihat tanda positif (+) dan ngatif (-). Tanda positif(+) menunjukkan trace fossilnya cembung dan tanda negatif (-) menunjukkan trace fossilnya cekung terhadap lapisan batuan. 

c.Pola hidup/kalsifikasi ethologi
Pola hidup suatu organisme dapat terlihat pada struktur sedimen dan dapat dibedakan dalam beberapa jenis perilaku. Seilacher mengelompokkannya menjadi:
1.Cubichnia: jejak yang dibentuk oleh suatu organisme ketika berisitirahat, tempat persembunyian atau posisi ketika menyergap mangsa. Ciri-cirinya:
-Mencerminkan besar tubuh organismenya.
-Mirip dengan bagian bawah organismenya.
-Terfosilkan dalam bentuk semierelief.
ex: bintang laut.
©️ es.ucl.ac.uk

2.Repichnia: jejak hasil dari pergerakan organisme seperti merayap, berjalan, dan berlari. Ciri-cirinya:
-Bentuknya mengikuti bagian atas/bawah organismenya ketika berjalan.
-Terfosilkan secara semierelief.
-Organismenya bergerak secara acak/tidak sistematis.
©️ es.ucl.ac.uk

Pada gambar diatas terlihat ada 2 contoh repichnia yaitu cruziana dan gyrochorte. Cruziana bentuknya (-)/ cekung semierelief  yang mencerminkan bagian bawah organismenya. Hal ini bertentangan dengan bentukan Gyrochorte yang bentuknya (+)/ cembung semierelief yang mencerminkan bagian atas dari organismenya.
3.Domichnia: berupa jejak tempat tinggal suatu organisme. Ciri-cirinya:
-Arahnya bisa horizontal(sejajar perlapisan sedimen)/vertikal(tegak lurus perlapisan sedimen).
-Bentuknya biasanya tabung silinder (lurus atau bentuk U) atau berupa percabangan yang lebih kompleks.
-Bisa jadi memiliki bukti goresan, dinding semen  atau bergaris.
©️ es.ucl.ac.uk
Contoh domichnia:
>Skolithos: pipa sederhana dan tidak berpasangan.
>Ophiomorpha: pipa yang memiliki wall lining dan diidentikkan dengan crustacea.
4.Pascichnia: jejak yang terbentuk dari kombinasi mencari makan dan berpindah tempat. Ciri-cirinya:
-Terfosilkan secara semie relief.
-Bentuknya meander (berkelok-kelok) secara sistematis dan berjarak teratur.
©️ es.ucl.ac.uk
Gambar diatas merupakan contoh dari pasichnia yaitu helminthopsis yang berbentuk meander.
5.Fodinichnia: kombinasi tempat tinggal sementara dengan pencarian makan. Ciri-cirinya:
-Menembus lapisan sedimen (bentukan full relief).
-Bentuknya progresif atau sistematis.
-Ditandai dengan adanya pengisian oleh sedimen.
©️ es.ucl.ac.uk
Contoh fodinichnia:
>Chondrites: percabangan liang ke arah bawah.
>Zoophycos: lumbung spiral yang kompleks ke bawah.
>Diplocraterion: lumbung makan/hunian vertikal, liang berbentuk U.
>Thalassinodes: jejak makan/hunian, memperlihatkan persimpangan tiga arah galian (1 vertikal dan 2 horizontal).
d.Lingkungan masa lampau/pengendapan
Fosil jejak dikelompokkan menjadi 5 ichnofasies. Kelima fasies tersebut pembentukannya dikontrol oleh salinitas, batimetri, permukaan dan jenis lapisan batuannya. Kelima ichnofasies tersebut adalah:
1.Scoyenia ichnofasies
Terbentuk pada lingkungan darat atau air tawar. Contoh genusnya: scoyenia, planolites, dan isopdichnus.
2.Skolithos ichnofasies
Terbentuk di daerah intertidal dengan substrat berupa pasir dan fluktuasi (perubahan) air tinggi. Organisme dalam lingkungan ini membangun liang yang dalam untuk:
>Melindungi diri terhadap pengeringan atau suhu yang tidak menguntungkan.
>Perubahan salinitas air laut.
>Melindungi diri dari pergeseran permukaan sedimen akibat pasang-surut ataupun gelombang.
Fosilnya didominasi oleh bentukan U, vertikal, dan beberapa ada yang horizontal. Contoh genusnya: skolithos, diplocraterion, thalassinodes dan ophiomorpha. 
3.Cruziana ichnofasies
Terbentuk di laut dangkal dengan permukaan air laut surut dan lebih dalam dari skolithos ichnofasies. Pada umumnya berbentuk vertikal maupun horizontal. Beberapa contoh genusnya: rusophycus, cruziana, dan rhizocorallium. 
4.Zoophycos ichnofasies
Terbentuk di laut bathyal,  karena lautnya dalam maka pengaruh gelombangnya tidak terasa, airnya tenang,  kadar oksigen cukup rendah dan dasarnya berlumpur.Didominasi oleh bentuk horizontal seperti zoophycos. 
5.Nereites ichnofasies
Terbentuk di laut abyssal dengan substrat lempung. Kelimpahan jejak individunya rendah tapi tingkat keragaman jumlah jejaknya tinggi. Contoh genusnya: nereites dan scalarituba. 
6.Psilonichus ichnofasies
Terbentuk didaerah non marine dan didaerah yang sangat dangkal. Bentuknya Y atau U, berporos vertikal dengan terowongan horizontal.  Contohnya track.
Ichnofasies (Seilacher 1967)
©️ sepmstrata.org


Ichnofasies (Pemberton, 1985)
©️ sepmstrata.org
e.Taksonomi burrow
Disini saya mengambil contoh taksonomi burrow karena di praktikum paleontologi kemarin yang menjadi fokus utama pembahasannya ialah burrow. Adapun parameter yang digunakan sebagai dasar penamaan burrow yaitu:
1.Orientasi terhadap bidang perlapisan (Orientation)
Ada 2 macam orientasi terhadap bidang perlapisan:
-Subhorizontal: jika burrownya sejajar bidang perlapisan.
-Subvertikal: jika burrownya tegak lurus / memotong bidang perlapisan.
2. Ada tidaknya percabangan (Branching)
-Ada (branched).
Cabang ini dikelompokkan lagi menjadi 3 macam: tunnel(percabangan horizontal), shaft (percabangan vertikal), dan boxwork (kombinasi tunnel dan shaft).
-Tidak ada (unbranched)
3.Morfologi secara umum (Shape):
Secara umum morfologinya ada bermacam-macam:
-U-shaped
-Silindris
-Wall-shaped
-J-shaped
-Winding/meandering
-Lobate
-Radial
-Tunnel wilth shafth
-Club shapped
-Heliocoidal
-Prismatic
-Funnel shaped
-Plug shaped
-Bifurcated
4.Pengisian galian (filling)
Pada filling ini lubang bekas galian organisme tadi akan terisi oleh mineral lain. Filling dapat dibedakan berdasarkan pembawa mineral isiannya:
-Active filling: dibawa oleh organisme. Dicirikan oleh adanya sekat-sekat yang melengkung dan tegak lurus arah galian sebagai bentuk hasil usaha organisme itu ketika menggali.
-Passive filling: dibawa oleh bukan organisme seperti gravitasi dan arus.
5.Dinding galian (Burrow lining)
Dinding galian ini dihasilkan oleh organisme yang merupakan mineral hasil dari ekskresi organime yang menggali tersebut, biasanya lebih halus dibandingkan mineral disekitarnya. Terbagi 2 macam:
-Ada burrrow lining.
-Tidak ada burrow lining.
Khusus untuk filling dan burrow lining sulit untuk dikenali.

Taxonomi burrow


Contoh taxonominya misalnya kita menemukan fosil burrow yang bentuknya seperti ini:
Adapun tahapan identifikasinya yaitu:
1. Lihat orientation
Pada gambar tidak terlihat orientasinya. Misalkan hipotesis kita gambar tersebut adalah gambar yang diambil dari atas lapisan batuan, sehingga dapat diketahui bahwa bentuk trace fossilnya adalah semie relief positif dengan orientasi sub horizontal karena sejajar lapisan batuan.
2.Lihat branching
Identifikasi selanjutnya mengikuti aliran gambar taxonomi burrow yaitu identifikasi ada atau tidaknya branching. Pada gambar terlihat tidak ada percabangan(unbranched).
3.Lihat shape
Kemudian turun lagi ke identifikasi selanjutnya yaitu shape. Bentukannya adalah cylindrical karena terlihat seperti tabung yang memanjang.
4.Lihat fill
Identifikasi selanjutnya adalah jenis fillnya. Karena tidak nampak sekat-sekat pada tabungnya maka kita dapat menyimpulkan bahwa jenis fillnya adalah passive filling.
5.Lihat wall lining
Pada tahapan akhir ini, kita melihat tepian burrownya untuk mengenali ada tidaknya wall lining, wall lining dapat dikenali dari perbedaan warna yang cukup mencolok antara tepian burrow dan burrownya sendiri. Selain itu juga dapat dikenali dari keseragaman butirnya (kasar atau halus). Gambar tersebut menunjukkan warna dan ukuran butir antara tepian burrow dan burrownya tidak seragam sehingga kita simpulkan bahwa ada wall lining. 

Secara garis besar kita sudah mengumpulkan informasi seperti ini:
Subhorizontal-unbranched-cylindrical-passive-lining
Jika kita hubungkan informasi tersebut dengan gambar taxonomi burrow maka kita mendapati bahwa fosil tersebut namanya adalah Paleeophycus.

Sekian dari saya. Terima kasih telah membaca blog saya ini. Minta kritik dan sarannya ya gan..... :)




FOSIL 4: ECHINODERMATA DAN ARTHROPODA

Masih tentang fosil hewan. kali ini saya akan membahas temannya spongebobni teman-teman, hayo udah ada yang bisa nebak? Yap betul sekali salah satu pokok bahasan kali ini adalah patrick yang merupakan salah satu contoh echinodermata. Selain echinodermata saya juga akan memaparkan kelompok arthropoda. Yuk kita cek satu per satu..

ECHINODERMATA
A. Ciri-ciri
-Tubuhnya berduri.
-Triploblastik.
-Eksoskeleton terbuat dari kalsium karbonat (CaCO3).
-Daya regenerasi tinggi.
-Simetri bilateral pada bentuk larva.
-Ketika dewasa simetri pentaradial.

B.Level taksonomi: Filum.

C.Pembagian kelas
a.Asteroidea (bintang laut)
-Memiliki bentuk seperti bintang dan celah ambulakrakral.
-Memiliki 5 lengan/tentakel.
-Jarang ditemukan fosilnya.

Permukaan aboral

Permukaan oral

b.Ophiuroidea (bintang mengular)
-Tidak punya celah ambulakral.
-Berlengan panjang, ramping dan mudah digerakkan.
-Bentuk tubuh seperti bintang.
-Lebih jarang menjadi fosil karena ketika mati cangkangnya terurai jikalau ada biasanya dalam bentuk tubuh yang utuh dikarenakan proses fosilisasinya berlangsung cepat (organisme langsung terkubur). 
Permukaan oral

Permukaan aboral

c.Echinoidea (bulu babi)
-Berbentuk bulat telur, bentuk hati atau globular.
-Banyak plat pada tubuhnya.
-Celah ambulakral dilubangi pori-pori.
-Sering ditemukan fosilnya.
-Ada dua macam echinoidea: 
1.Regular: simetri pentameralnya jelas terlihat.
2.Irregular: simetri pentameral tidak jelas.
Permukaan oral (bawah) dan permukaan aboral (atas) pada Sand Dolar
Echinoidea irregular

Echinoidea regular

d.Holothuroidea (mentimun laut)
-Punya duri yang halus.
-Bergerak fleksibel namun lambat.
-Mulut terletak di ujung anterior dan anus pada aboral.
e.Crinoidea (lili laut)
-Lengan tersegmentasi.
-Tubuh seperti cangkir.
-Mulut dan anus terletak di anus.
f.Blastoidea (sudah punah)
-Mirip crinoidea, beda di tecanya.
-Tubuh memiliki 5 alur menonjol yang terpancar.
-Plat berbentuk V ada 5.
g.Eocrinoidea (sudah punah)
-Mirip crinoidea, beda di tecanya.
h.Edrioasteroidea (sudah punah)
-Fosil kecil tumbuh diatas edrioasteroidea.
-Terlihat seperti bintang laut.
-Organismenya bulat dengan 5 tentakel.
-Tentakel tumbuh dalam pola melengkung, spiral atau hampir spiral.
i.Helicoplacoidea (sudah punah)
-Tidak pentameral vaskularnya.
-Kulit dipenuhi oleh spiral ossicles yang tumpang tindih dan berfungsi seperti baju besi.
j.Arkarua (sudah punah)
-Bentuk seperti cakram kecil.
-Mirip seperti echinodermata namun dalam ukuran kecil.
D.Morfologi
Asteroidea
Ophiuroidea
Echinoidea

Ophiuroidea
Crinoidea
Blastoidea

E.Fosil penunjuk
-Helicoplacoidea: cambrian.
-Eocrinoidea: cambrian-silur.
-Edrioasteroidea: ordovisian.
-Psammechinus: pliosen.
-Hemicidaris: jura.
-Acrosalenia: jura-cretaceous.
-Coelopleurus: eosen.
-Clypeaster: eosen.
-Micraster: cretaceous-paleosen
-Holoster: cretaceous.

ARTHROPODA

Bentuk hidup

Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org



A.Ciri-ciri
-Tubuhnya ditutupi oleh zat lilin/kutikula.
-Eksoskeleton terbuat dari zat protein/kitin.
-Selomata.
-Kakinya bersendi.
-Simetri bilateral tubuhnya.

B.Level taksonomi: Filum

C.Pembagian subfilum
a.Crustacea (udang-udangan)
-Memiliki 4 antena di kepala.
-Punya kaki dada.
-Kepala dan dada diliputi oleh karapas.
-Hidup di air tawar, laut dan darat.
-Beberapa contoh crustacea:

1.Xiphosurida (Kepiting tapal kuda)

Bentuk hidup


2.Eurypterida (Kalajengking laut)
Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org

3.Scorpiones (Kalajengking)
Bentuk hidup

b.Chelicerata
-Memiliki spesialisasi mulut yang disebut kelisera yang memungkinkan anggota awal kelompok untuk memberi makan pada yang lain.
-Chelicerata terdiri atas kelas:
1.Crustacea
Bentuk hidup

Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org
2.Hexanauplia

Bentuk hidup
3.Ostracoda
Bentuk hidup

Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org

c.Hexapoda
-Tubuh terdiri dari 3 bagian (kepala, dada dan perut).
-Memiliki 3 pasang kaki.
Bentuk hidup

Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org

d.Myriapoda (lipan)
-Hanya terdiri dari kepala dan badan saja.
-Terdapat sepasang mata, alat peraba dan mulut pada bagian kepala.
-Tiap segmen terdapat kaki yang berbuku-buku.
Bentuk hidup

Bentuk fosil
digitalatlasofancientlife.org
D.Morfologi
Morfologi crustacea

Morfologi chelicerata

Morfologi hexapoda
Morfologi myriopoda

E.Trilobit
Sebenarnya trilobit memiliki subfilum tersendiri yaitu trilobitomorpha. Namun, saya sengaja memisahkan kelas trilobit menjadi pokok pembahasan tersendiri, karena trilobit memiliki bentuk yang sangat beragam sehingga dapat dijadikan sebagai penciri daerah tertentu dan juga usia tertentu. Selain itu sudah ada juga peta yang berisi pembagian wilayah hidup trilobit atau lebih dikenal dengan sebutan trilobite's province. 

Bentuk yang berbeda ini dikarenakan:
1.Evolusi yang berlangsung dari bentuk yang sederhana menjadi bentuk yang lebih kompleks.
2.Habitat hidupnya, seperti ketersediaan bahan makanan yang dapat mempengaruhi besar/kecil ukuran trilobit.

Trilobit hidup disekitar periode cambrian-perm. Trilobit mengalami kepunahan pada periode perm dikarenakan kondisi iklim bumi yang mengalami kekeringan yang ekstrim. Trilobit secara umum dapat dibagi menjadi 3 bagian tubuh yang menjadi kunci identifikasi yaitu:
1.cephalaon
2.thorax
3.pygidium




Morfologi trilobit
 A.Trilobit dapat dibedakan berdasarkan:
a.Perbandingan ukuran cephalon dan pygidium


1.Micropygous: ukuran cephalon jauh lebih besar dari pygidium. ex: Redlichia.
2.Subisopygous: ukuran cephalon dan pigidium hampir sama besar dengan pygidium. ex: Bathyurus
3.Isopygous: ukuran cephalon dan pygidium sama besar. ex: Ogygiocaris.
4.Macropygous: ukuran pygidium lebih besar dari cephalon. ex: Scutellum.

b.Sutura
Jenis-jenis sutura

Contoh-contoh klasifikasi berdasarkan jenis sutura



c.Hypostome

Hypostome  merupakan struktur bagian ventral (atas) dari cephalon(kepala) trilobit. Secara umum berdasarkan hypostomenya trilobit dapat dibedakan menjadi 3 yaitu:

1.Natant: hypostome (H) tidak melekat pada anterior doubler/dalam posisi bebas dan sejajar dengan tepi glabella anterior (G)/jika dilihat pada gambar garis putus-putus yang bagian depan(glabella anterior) berhimpit dengan bagian depannya hypostome.





2.Conterminant: hypostome (H) melekat pada anterior double/posisi memotong dan sejajar dengan tepi glabella anterior (G)/jika dilihat pada gambar garis putus-putus yang bagian depan(glabella anterior) berhimipit dengan bagian depannya hypostome.

3.Impendent: hypostome (H) melekat pada anterior double/posisi memotong dan tidak sejajar dengan tepi glabela anterior (G)/jika dilihat pada gambar garis putus-putus yang bagian depan(glabella anterior) berada jauh didepan hypostome sehingga tidak berhimpit.


Berikut gambaran hypostome jika dilihat dari berbagai arah:


B.Evolusi trilobit
Evolusi trilobit secara garis besar dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Dapat disimpulkan bahwa morfologi trilobit mengalami evolusi yang dimulai dari bentuk elongate. Pada bentukan awal terlihat morfologinya sangat kompleks. Seiring berjalannya waktu, segmen pada thoraxnya mulai berkurang dan matanya mulai hilang, kemudian spin(duri)nya mulai muncul namun bagian lainnya tetap mengalami pengurangan. Pengurangan terus berlangsung hingga akhirnya trilobit punah di periode permian. Sebenarnya ada beberapa proses yang mengikuti proses evolusi trilobit diantaranya adalah:
1.Effacement/Penghapusan
Beberapa ordo trilobit terutama agnostida, corynexochida, dan asaphida beberapa bagian cephalon, thorax, dan pygidiumnya mengalami pengurangan/penyederhanaan. Hal ini berkaitan dengan adapatasi trilobit dengan kebiasan hidupnya untuk menggali. Adapun effacementnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

2.Spinocity
Spinocity dapat didefinisikan sebagai tumbuhnya duri pada trilobit yang dapat berasal dari hampir semua bagian eksoskeleton, terutama bagian marginnya. Seperti contohnya perpanjangan pleura (segmen yang ada pada thorax). Tumbuhnya duri ini merupakan suatu adaptasi defensive/ melindungi diri dari predator, hal ini menunjukkan bahwa kehidupan di era paleozoikum sangatlah berbahaya bagi seekor trilobit.

3.Miniaturization
Miniaturization merupakan pengurangan ukuran trilobit biasanya dikarenakan persediaan makanan yang semakin sedikit, dimana hal itu bisa saja terjadi karena 2 hal: populasi trilobit semakin banyak sehingga persaingan untuk mendapatkan makanan semakin tinggi atau makanan memang sedikit. Tujuan trilobit mengurangi ukuran tubuhnya adalah agar trilobit hanya membutuhkan sedikit makanan dalam hidupnya, sehingga persediaan bahan makanan tetap ada.
C.Beberapa morfologi trilobit
1.Morfologi atheloptic
Morfologi trilobit yang hidup di laut dalam dicirikan oleh matanya yang tidak ada/fungsi matanya kurang, sebagai bentuk adaptasi terhadap habitat yang dalam, kurang cahaya, dan aphotic.
2.Morfologi pelagis
Memiliki mata yang besar, bentuk tubuh yang memanjang dan ramping sebagai adaptasi agar trilobit bisa berenang dengan baik dan menyebar ke seluruh samudera(perjalanan jauh).
3.Olenimorph
Exoskeletonnya tipis, jumlah segmen thorax meningkat, dan bentuk tubuh yang datar dan melebar sebagai bentuk adaptasi terhadap kadar oksigen yang rendah dan konsentrasi sulfur yang tinggi. Berbagai pleura thorax transversal yang menutupi insang dan meluas secara lateral, memungkinkan terjadinya penyerapan oksigen secara maksimal dan menyediakan area permukaan yang luas sebagai tempat bakteri simbiotik(bakteri pemakan belerang sebagai strategi makan) dapat hidup.
4.Pitted Fringe
Perluasan cephalon ke dalam ruang cekung merupakan suatu bentuk adaptasi terhadap pemberian filter (membantu menstabilkan trilobite selama penyaringan).
D.Habitat hidup

E.Jenis-jenis trilobit berdasarkan skala waktu geologi